PROBLEM BASED LEARNING: LATIH BERPIKIR KRITIS DENGAN MEMECAHKAN MASALAH
Sobat Pebelajar pasti sudah ada yang familiar dengan istilah Problem Based Learning, kan? Oke, buat yang sudah atau belum familiar dan masih meraba-raba gimana sih PBL itu, yuk merapat! Sesuai judulnya, kali ini kita akan belajar bareng tentang Problem Based Learning.
First of all, kita bakalan bahas definisi dulu nih sebelum melebar kemana-mana. Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah tuh kalau menurut Arends dalam bukunya Learning to Teach, adalah pemberian berbagai situasi masalah nyata dan bermakna kepada peserta didik yang dapat berfungsi sebagai landasan bagi mereka untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Sedangkan definisi oleh Duch dalam buku The Power of Problem Based Learning, pembelajaran berbasis masalah itu model pengajaran yang punya ciri-ciri adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk belajar berpikir kritis bagi peserta didik dalam melatih keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Jadi kesimpulannya, Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar bermakna. yang menuntut peserta didik untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Nah, dengan memberikan masalah nyata kepada peserta didik, pembelajaran akan terasa lebih 'relatable' bagi mereka karena bisa lebih memahami suatu konsep dengan menerapkannya secara langsung untuk memecahkan masalah. Peserta didik akan lebih aktif belajar dalam proses pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Oh iya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdurrozak, Jayadinata, dan Isrok'atun, penggunaan PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, loh!
Karakteristik Problem Based Learning
Oke, kita akan kenalan lebih jauh sama PBL dengan memahami karakteristiknya. Salah satu hal penting yang perlu kita perhatikan adalah; Problem Based Learning tidak dirancang untuk membantu pendidik memberikan banyak informasi kepada peserta didik, tapi membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir, berkomunikasi, pemecahan masalah, dan belajar mandiri. Jadi peran pendidik dalam PBL yaitu sebagai fasilitator yang membimbing dan memberi motivasi kepada peserta didik. Pemecahan masalah dalam PBL dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil, jadi peserta didik nggak bekerja sendirian dalam menyelesaikan tugas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jaedun nih, bertukar pikiran dalam kelompok untuk menemukan solusi atas masalah bisa meningkatkan kinerja pembelajaran. Karakteristik PBL yang lain, menurut Akinoglu dan Tandogan dalam penelitian mereka yang berjudul The Effect of Problem Based Active
Learning of Student’s Academic Achievement, Attitude and Concept
Learning, adalah sebagai berikut:
- Proses pembelajaran dimulai dengan masalah nyata.
- Bahan dan kegiatan belajar disediakan dengan memperhatikan keadaan untuk menarik perhatian peserta didik terhadap masalah.
- Pendidik berperan sebagai fasilitator.
- Adanya pemberian waktu kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi dan menyusun strategi pemecahan masalah.
- Tingkat kesulitan masalah adalah sedang; dapat menumbuhkan semangat dan tidak menyebabkan peserta didik putus asa.
- Lingkungan belajar dirancang untuk membuat peserta didik nyaman untuk berpikir.
Tahapan Problem Based Learning
Sekarang kita lanjut ke tahap-tahap model pembelajaran berbasis masalah. Skema di atas bisa ngebantu kalian buat memahami dan mengingat tahapannya, biar gampang. Let's start!
Tahap-tahap Problem Based Learning yang akan kita pelajari di sini adalah berdasarkan teori Arends dalam buku Learning to Teach, karena tahapan ini yang paling umum dan banyak dipakai.
- Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada peserta didik.
Pada tahap ini, guru dapat membahas tentang tujuan dan bahan pembelajaran, serta memberi apersepsi sebagai pembuka untuk memotivasi peserta didik agar terlibat dalam pembelajaran. - Mengorganisasikan peserta didik untuk melakukan penelitian.
Selanjutnya guru dapat membagi peserta dalam kelompok kecil dan membantu menjelaskan tugas-tugas peserta didik. - Membimbing peserta didik untuk melakukan investigasi individu maupun kelompok.
Guru dapat membantu peserta didik dalam mencari informasi, memandu diskusi, melakukan eksperimen, dan menguraikan penjelasan. - Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Dalam tahap ini guru bisa membantu peserta didik untuk merancang dan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam presentasi hasil pemecahan masalah kelompok. - Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru dapat membantu peserta didik untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang sudah dilakukan.
Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning
Kebetulan nih, aku pernah merasakan model pembelajaran berbasis masalah saat di sekolah dulu. Jadi, aku bakalan cerita sedikit tentang kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning berdasarkan pengalamanku sebagai peserta didik. Pertama kelebihan, masalah nyata yang diberikan guru bisa membuat peserta didik lebih antusias selama pembelajaran karena mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat dan terbaik dalam menemukan solusi. Selama proses menemukan pemecahan masalah, setiap peserta didik menyampaikan ide berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya sehingga suasana kelas lebih hidup. Selain itu, pemahaman peserta didik terhadap materi juga lebih dalam karena ada pengaplikasian konsep untuk memecahkan masalah, jadi peserta didik nggak diberikan sesuatu yang abstrak.
Selanjutnya kelemahan Problem Based Learning. Peserta didik diberi masalah untuk dipecahkan dengan memakai teori-teori tertentu bisa membuat proses pembelajaran berlangsung lebih lama, karena mereka butuh mengumpulkan informasi yang tepat dan menyusun strategi untuk memecahkan masalah. Selain itu, kecepatan setiap peserta didik dalam memecahkan masalah bisa berbeda-beda, mereka yang sudah memecahkan masalah duluan harus menunggu temannya yang belum. Hal itu membuat pembelajaran menjadi kurang efektif dan efisien. Kekurangan lainnya, peserta didik tidak mendapat pengetahuan dasar secara utuh karena pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses pemecahan masalah. Sebagian peserta didik ada yang kurang bisa mengikuti pembelajaran dengan baik karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.
Jadi, cuma sampai sini aja kenalannya?
Tentu tidak! Sobat Pebelajar, kita masih bisa belajar lebih banyak lagi tentang Problem Based Learning, loh! Mungkin di antara kalian ada yang punya pengalaman tentang PBL? Atau ada tanggapan tentang artikel ini? Bagiin aja di kolom komentar, biar kita bisa diskusi bareng 😉
wah saya ngga sabar menunggu pebahasan tentang model apa yang selanjutnya akan dibahas, btw bagus juga semisal dibahas juga sejarahnya min, buat model PBl ini setau saya sejarahnya pertama kali diperkenalkan oleh Fakultas Ilmu Kesehatannya McMaster University di Kanada pada tahun 1966. lalu..ciri khas dari pelaksanaan PBL di McMaster itu dengan filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar masalah.
BalasHapusWah sepertinya menarik nih kalo dibahas juga dari sisi sejarah
HapusOkee kak terimakasii masukannya^^
siap mba dyahh..semangatt semoga blognya bermanfaat buat kedepannya... 😁 😆
Hapusmenarik sekali tulisannya, sebenarnya dengan adanya PBL kita dilatih untuk memecahkan masalah secara tepat, tapi hal itu perlu pemikiran yang kritis dan teliti, tapi terkadang dengan masalah yang rumit sangat sulit diatasi.
BalasHapusBener nih kak, itulah kenapa tingkat kesulitan masalah yg diberikan nggak boleh sampe bikin peserta didik jadi putus asa
HapusKak sangat bermanfaat sekali oh ya kak selain ada model problem based learning juga ada ada model snowball throwing, karena dulu ada mata kuliah belajar dan pembelajaran kebetulan kelompok saya membahas model itu mungkin next bisa di tambah kak, semangat kak.
BalasHapusTerimakasi kak atas tanggapannya
HapusSetahu saya Snowball Throwing itu cara penyajian materi ya kak, yaitu dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok kemudian saling melempar bola pertanyaan. Nah, kalau suatu cara penyajian materi dengan aktivitas nyata itu termasuk metode kak, bukan model pembelajaran
Begitu sepaham saya kak, mohon koreksi jika kurang tepat hehehe
Wihhh pembahasan yang sangat menambah wawasan saya nihh kak Dyah, kalau udah ngomongin model pembelajaran apalagi yang berhubungan dengan pemecahan masalah, dimana model pembelajaran seperti itu akan sangat memudahkan peserta didik meningkatkan kemampuan kognitifnya. Tapi kak Dyah problem based learning itu apakah sama dengan project based learning? Kalau sama yang menyamakan antara keduanya, kalaupun beda apa yang membuat mereka berbeda. Terima kasih kak Dyah.
BalasHapusProblem Based Learning itu berbeda dengan Project Based Learning kak, kalo PBL itu mengarahkan peserta didik berpikir dengan memecahkan masalah, sedangkan PjBL dengan membuat proyek berdasarkan materi. Kira-kira seperti itu singkatnya.
BalasHapuspenting banget memang menggunakan model ini pada peserta didik karena melatih kemampuan berpikir mereka.. ditunggu model model selanjutnya ya kakk
BalasHapusTerima kasih atas dukungannya kak^^
Hapus